Our greatest natural resource is the minds of our children. (Walt Disney)
Sekolah adalah tempat di mana anak belajar, bertumbuh, berkembang, dan mempersiapkan dirinya agar kelak dapat berkontribusi di masyarakat. Anak-anak akan menjadi generasi yang mewariskan segala tantangan yang terjadi dalam kehidupan pribadinya maupun kehidupan sosial di masyarakat.
Sekolah tidak hanya berorientasi mengejar pencapaian akademik semata, tapi turut berperan dalam pembentukkan karakter individu anak. Di sekolah anak seharusnya mendapatkan ruang untuk mengembangkan karakter yang positif, meningkatkan kesadaran diri, penghargaan diri, dan kepercayaan diri.
Kesejahteraan mental anak harus menjadi perhatian yang tak kalah pentingnya agar anak berkembang tidak hanya cakap secara intelejensi, namun memiliki karakter yang kuat dan sehat.
Untuk mendukung adanya sekolah yang memperhatikan kesejahteraan mental anak ini, sejak tahun 2018, Cipta Aliansi Edukasi bekerja sama dengan Perkumpulan Terapi Bermain Indonesia (PTBI) membuka layanan terapi bermain (play therapy) di Sekolah Dasar Negeri 01 Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Saat itu dua orang praktisi play therapy memperkenalkan pentingnya membantu anak dengan masalah emosi, sosial, mental dan perilaku dengan pendekatan terapi bermain (play therapy). Mereka adalah dr. Srievi Veronica Siregar dan Grace, S.Psi yang ketika itu sedang mengambil program sertifikasi internasional menjadi praktisi play therapy.
Mereka memulai praktek play therapy di SDN 01 Serdang dan menunjukkan pengabdian yang luar biasa sampai hari ini. Apa yang mereka lakukan memberikan pengaruh yang sangat positif kepada banyak anak-anak di sekolah tersebut sampai sekarang.
Hari Kamis, 20 Juli 2023 lalu, tim dari Cipta Aliansi Edukasi (CAE) melakukan kunjungan ke SDN 01 Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kami disambut dengan hangat oleh Ibu Ida Handini sebagai Kepala Sekolah, Ibu Febriany Miala Sari sebagai Wakil Kepala Sekolah dan Ibu Tuti Widiastuti yang adalah guru di sana.
Ibu Ida mengatakan play therapy membantu anak mengembangkan kemampuan psikomotorik, konsentrasi dan emosi secara holistik. Beliau bersyukur dengan adanya layanan play therapy di sekolah, anak bahkan bisa menghadapi ketakutannya, bertanggung jawab dan bisa mandiri. Beliau berharap kerja sama praktisi play therapy dan tim CAE dengan pihak sekolah terus dilanjutkan.
Kami mendengar banyak kisah anak yang dibantu sudah jauh berubah dan lulus dari sekolah ini. Orang tua yang awalnya ragu-ragu untuk anaknya mendapatkan layanan play therapy berubah menjadi sangat berterima kasih dengan adanya play therapy di sekolah. Pihak sekolah menunjukkan kerjasama dan dukungan yang nyata sehingga layanan play therapy di sekolah bisa terwujud.
Memang sudah seharusnya dunia pendidikan tak boleh berjarak dengan Kesehatan emosi mental anak. Tugas pendidik juga memperhatikan kesehatan perkembangan mental dan emosi anak didik mereka, agar anak tidak hanya berhasil secara akademik, tapi juga cerdas dan sehat secara mental dan emosinya.
Kunjungan ini membuat kami terharu dan bangga melihat pengabdian yang tulus untuk peduli kepada sesama. Kami percaya bahwa kontribusi dari semua pihak yang bekerjasama sehingga ada layanan play therapy di sekolah memberikan perasaan bahagia yang tak ternilai.