Dasar-Dasar Bermain bagi Anak
Apa Itu Bermain?
Bermain adalah berbagai aktivitas yang dilakukan untuk alasan rekreasi dan untuk meningkatkan rasa senang. Bermain hampir selalu diasosiasikan dengan anak-anak, tetapi jangan lupa bahwa tak hanya anak-anak yang bisa bermain. Orang dewasa juga bermain. Bahkan sangat dianjurkan bagi orang dewasa untuk meluangkan waktu bermain. Mungkin sebutan kerennya saat ini adalah sebagai metode self-care. Khusus untuk artikel ini, kami akan fokus pada kegiatan bermain yang dilakukan oleh anak-anak.
Pilihan bermain sangat luas. Ada permainan yang lebih menggunakan fisik seperti bermain bola, naik sepeda, atau jenis olahraga lainnya. Bisa juga lebih mengolah mental seperti membaca, bercerita, atau bermain drama. Bermain bisa dilakukan secara individu seperti melukis atau dilakukan bersama orang lain seperti catur atau sepak bola. Tidak ada jenis bermain yang lebih baik daripada yang lain. Kegiatan bermain individu dapat membangun kemandirian dan imajinasi seorang anak, sedangkan bermain dengan anak-anak lain dapat meningkatkan kemampuan anak bersosialisasi dan bekerja sama dengan orang lain.
Melalui bermain, seorang anak dapat menjelajahi bahasa, ide, hubungan sebab-akibat, emosi, imajinasi, serta interaksi sosial. Kita bisa mengambil contoh dari permainan yang menekankan imajinasi seperti bermain drama, membaca buku, atau bahkan bermain video game.
Bermain dalam Konteks Dunia Modern
Sayangnya, tidak jarang bermain dianggap tidak produktif atau bahkan tidak penting di zaman sekarang. Ada banyak faktor yang memengaruhi kebebasan anak untuk bermain, di antaranya:
Akibatnya, kesempatan anak bermain semakin berkurang. Selain itu, kegiatan bermain yang praktis dan mudah dilakukan saat ini adalah games online dan melalui apps di gadget.
Online games dan video games bukan permainan yang negatif. Anak bisa belajar melalui online games, seperti bahasa baru. Bahkan beberapa contoh efek positif video games bagi imajinasi dan emosi telah didetail sebelumnya.
Bermain di internet dan gadget dapat menjadi bagian dari menu bermain yang sehat dan positif. Yang harus diperhatikan adalah bila porsi online game menjadi tidak seimbang atau sudah mendominasi menu keseluruhan. Online game bersifat pasif dan tidak memiliki interaksi nyata. Memang ada interaksi virtual, tapi tidak secara real-life. Bila menu bermain tidak seimbang dan tidak diberikan variasi, maka perkembangan anak pun tidak optimal. Misalnya, kemampuan anak berinteraksi dengan anak-anak lain dapat terpengaruh.
Padahal, bermain dengan interaksi nyata adalah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Bahkan PBB menganggap bermain sebagai hak anak. Tertuang dalam Pasal 31 dari konvensi PBB tentang Hak Anak menyatakan bahwa setiap anak memiliki hak untuk “bersantai dan bermain, dan untuk bergabung dalam berbagai kegiatan budaya, seni, dan rekreasi lainnya” (Unicef 2014).
Manfaat Bermain
Singkatnya, bermain sangat penting bagi perkembangan anak karena merangsang otaknya serta membuat anak merasakan emosi yang positif.
Melalui bermain, anak-anak terlatih untuk mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka. Saat masih muda, anak belum bisa mengungkapkan kebutuhan mereka secara jelas. Bermain melatih anak untuk menggunakan indera mereka untuk memahami dunia sekitarnya. Dari titik itu, anak pun belajar untuk memisahkan dirinya dari orang lain karena ia menyadari bahwa ia berbeda dengan orang lain (dalam suatu pertandingan olahraga misalnya). Anak-anak pun akan mengerti melalui bermain bahwa di dunia ini, ada aspek yang dapat mereka kontrol dan ada aspek yang tidak bisa dikontrol. Selain belajar untuk bekerja sama dengan orang lain atau bertanding secara sportif, bermain dapat membantu anak membangun self-awareness.
Self-awareness sangat penting untuk dibangun seorang anak sejak dini sebab dari mengenal apa yang ia sukai dan ia inginkan, ia akan mengenal dirinya sendiri dan dapat mengekspresikan kebutuhannya serta berkomunikasi secara lancar. Dari tahap ini, seorang anak dapat terus membangun identitasnya sebagai individu yang unik. Bila outlet yang dimiliki anak untuk mengekspresikan dirinya tepat, di antaranya lewat bermain, maka sejak usia muda sang anak terbiasa membangun kepercayaan diri untuk menjadi orang dewasa yang sehat.
Terlebih lagi bagi anak-anak yang introvert, bermain sangat penting. Bila sehari-hari mereka kesulitan untuk berkomunikasi, maka outlet dan permainan yang tepat akan membantu mereka mengungkapkan perasaan mereka atau kesulitan yang mereka hadapi.
Saat anak mengekspresikan diri, ia dapat mengutarakan kekhawatiran dan permasalahannya kepada orang dewasa di sekitarnya. Selain memberikan informasi yang dapat membantu orang tua mengarahkan anak, waktu bermain juga mengembangkan problem-solving skills. Setelah mengekspresikan kesulitan dan mengenal dirinya, anak dapat belajar untuk memikirkan solusi bagi masalah yang ia hadapi.
Sebenarnya, kegiatan bermain simbolis untuk penyelesaian masalah. Memenangkan suatu pertandingan olahraga atau menciptakan ending cerita yang tepat adalah contoh problem solving di usia dini, bukan?
Karena itu, medium dan waktu bermain adalah kebutuhan anak yang harus diprioritaskan. Seorang anak yang memiliki kebebasan bermain yang positif akan merasa aman dan diterima oleh lingkungan sekitarnya.
Jadi, bermain seperti apa yang dibutuhkan anak? Bagaimana cara mengarahkan anak untuk bermain?
Bermain tidak hanya melibatkan mainan, tetapi melibatkan ekspresi, kreativitas, dan imajinasi. Dalam konteks ini, bermain bukan les tambahan ataupun aktivitas yang dipilih orang tua. Tentu saja, orang tua dapat menganjurkan dan mendaftarkan anak untuk les piano, belajar bahasa baru, atau ikut tim olahraga. Tetapi di samping itu, anak perlu memiliki waktu bermain yang:
Bermain yang sesuai dengan parameter di atas adalah cara alami bagi seorang anak untuk berkomunikasi. Pertama, ia pasti memilih medium bermain yang cocok dengannya atau yang paling ia sukai. Dari pilihannya, ia sudah mengungkapkan sesuatu tentang dirinya. Kedua, saat bermain dengan bebas, anak merasa lebih bahagia dan lebih santai. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi orang tua untuk mempererat hubungan dengan anak.
Anak yang merasa santai saat bermain akan merasa lebih bebas untuk mengungkapkan observasi, imajinasi, dan emosinya. Biarkan dia mengekspresi diri. Cobalah untuk tidak mengoreksi ide-idenya kecuali perlu.
Bila memiliki outlet bermain yang spontan, aman, dan bebas, seorang anak merasa didengarkan, dimengerti, dan diterima oleh lingkungan sekitarnya. Anak tidak akan menutup ekspresi alami mereka dan tidak terpengaruh faktor eksternal. Karena itu, bermain harus dilakukan secara bebas dan spontan.
Kesimpulan:
Anak-anak yang mengalami permasalahan emosi maupun perilaku seperti tidak percaya diri, sering marah, sulit menurut, atau menjadi korban/pelaku bullying dapat dibantu melalui bermain. Licensed play therapy atau terapi bermain dapat membantu meningkatkan kesehatan emosi anak. Di artikel selanjutnya, kami akan membicarakan tentang play therapy, metode, dan manfaatnya.
Sumber artikel dari: www.cae-indonesia.com