Play Therapy Indonesia

View this post on Instagram

Sri Milfayetty (Milfa) mulai bekerja sebagai pendidik tahun 1984. Di awali dengan mengelola pendidikan di Taman Kanak-Kanak, hingga pendidik di Perguruan Tinggi.  Sejalan dengan ini Milfa juga bekerja sebagai konselor pendidikan.  Pengalaman menjadi pengajar dan konselor memberi pemahaman  pada Milfa bahwa setiap anak perlu memiliki kecakapan hidup seperti kemampuan menghadapi realita, ketangguhan dalam menghadapi permasalahan dan kemandirian dalam menemukan solusi.  Pemahaman ini mendorong Milfa untuk memperdalam tentang hubungan bermain di masa kecil dengan perilaku di masa dewasa. Orang-orang dewasa yang memiliki pengalaman bermain yang cukup di masa kecil ternyata menjadi orang dewasa yang lebih luwes dalam menghadapi realita, memiliki ketangguhan untuk bertahan dan menemukan solusi lebih cepat dan tepat dibanding dengan mereka yang masa kecilnya kurang bermain.  Pemahaman ini kemudian menuntun Milfa untuk mengambil program Postgraduate Certificate in Therapeutic Play Skills dan Postgraduate Diploma in Play Therapy di CAE Indonesia.  Pengalaman klinis menunjukkan bahwa model integratif holistik dalam terapi bermain (Play Therapy) efektif dalam membantu kemampuan anak dalam menghadapi masalahnya.  Sehingga anak-anak normal yang mengalami masalah menjadi lebih pesat perkembangannya.  Demikian juga terhadap anak-anak special need menjadi bertambah baik kemampuannya dalam menghadapi masalah sosial, pengendalian diri, pergaulan dan hiperaktivitas.  Saat ini Milfa mengajak para pendidik, orang tua untuk menerapkan bermain dengan creative art dalam pendidikan sekaligus mendorong masyarakat  untuk menemukan kearifan lokal permainan tradisional dan memadukannya dengan permainan inovatif di era ini. Menurut Milfa bermain adalah naluri manusia yang perlu dipenuhi sejak dini untuk mendapatkan sense tentang kearifan kelak di masa dewasa. Prof. Dr. Sri Milfayetty (Profesor pada bidang Psikologi dan Bimbingan Konseling di Fakultas Pendidikan Unimed)

A post shared by Play Therapy Indonesia (@playtherapyindonesia) on

View this post on Instagram

Hai, Saya Irma.  Saya adalah seorang psikolog lulusan dari Magister Profesi Psikologi Klinis Anak Universitas Indonesia tahun 2003 dan salah satu Founder klinik psikologi dan terapi Ruang Tumbuh.  Selama menjadi praktisi psikolog, saya terus berupaya untuk mengembangkan diri dengan mengikuti dan mempelajari berbagai teknik terapi yang efektif untuk anak-anak. Namun masih belum menemukan metode yang tepat dalam penanganan penanganan kasus anak terutama yang mengalami masalah sosial emosional yang berusia 4-16 tahun. Tahun 2015, Saya mulai mengenal play therapy dari beberapa rekan sejawat yang sebelumnya telah mengikuti pendidikan play therapy di CAE. Kemudian di tahun  2016 Saya memantapkan hati mengikuti pendidikan Post Graduate Certificate in Theraupetic Play Skill, dan lulus program tahun 2018. Saat ini saya juga sedang dalam proses  menyelesaikan program Post Graduate Diploma in Play Therapy. Saya pun juga berencana akan mengikuti program Filial dimasa yang akan datang. Dari pengalaman penanganan kasus klinis dengan terapi bermain, saya menemukan bahwa metode play therapy efektif dapat membantu klien anak dalam pemulihan psikologis. Senang sekali rasanya ketika mengetahui ada perubahan positif dalam diri klien. Secara pribadi saya pun bertumbuh dan berproses, apalagi dengan adanya dukungan dari supervisor yang membantu agar saya selalu "on the track" dan senang hati menjalani sesi special time. Harapan saya, semoga semakin banyak praktisi play therapy sehingga semakin banyak  anak-anak yang terbantu dengan Play Therapy. Dan, saya pribadi akan terus berupaya memberikan edukasi kepada para orangtua mengenai pentingnya bermain dan  play therapy sebagai salah satu metode konseling yang efektif untuk membantu anak-anak mengatasi berbagai masalah. #playtherapyinternational #playtherapyindonesia #helpingchildrenwithplaytherapy #kesehatanemosimental

A post shared by Play Therapy Indonesia (@playtherapyindonesia) on